Opini

Polemik Pengesahan Kurikulum Merdeka Sebagai Kurnas

Kabar Kemendikbudristek akan segera mengesahkan kurikulum merdeka, sebagai kurikulum Nasional (Kurnas) ditanggapi beragam oleh berbagai kalangan.

Salah satunya dari Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik) yang tidak sependapat dengan Kemendikbudristek serta menilai, bahwa Kurikulum Merdeka tak layak menjadi Kurikulum Nasional.

Mereka meminta, agar Kurikulum Merdeka dievaluasi secara total dan menyeluruh. Menurut Direktur Eksekutif Bajik Dhita Puti Sarasvati Kurikukum Merdeka masih compang – camping, masih banyak yang harus diperbaiki Puti menilai Kurikulum Merdeka belum lengkap sebagai Kurikulum.(Jakarta Senin/26/2/2024).

Kurikulum Merdeka, sebagai kurikulum Nasional 2024 dianggap masih belum memberi kejelasan sebagai kurikulum yang mampu membangun perkembangan pendidikan lebih jelas terkontrol.

Peserta didik hanya diarahkan kepada kompetensi/daya saing, atas sesuatu yang bersifat materi namun melupakan aspek pembinaan agama atau mental.

Apalagi faktanya hari ini, makin banyak potret buram pendidikan dalam semua aspek. Salah satu pada kasus bullying atau perundungan yang sedang marak terjadi di sejumlah daerah yang pelaku dan korbannya, merupakan anak sekolah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar(SD).

Ini adalah, kemaksiatan seorang siswa dan juga kejahatan serta pelanggaran hukum. Aksi kekerasan itu, dilakukan anak dibawah umur bahkan viral di media sosial.

Oleh karena itu Kurikulum Merdeka, disinyalir akan menguatkan Sekulerisme dan Kapitalisme dalam kehidupan yang melahirkan generasi yang buruk kepribadiannya. Dan, menjadikan generasi yang terjajah oleh Barat yang rusak serta lebih parah lagi merusak terhadap psikis anak.

Padahal pendidikan, adalah salah satu aspek strategis yang menentukan lahirnya generasi di masa depan. hal ini, tentunya negara dapat mampu menjamin dari aspek pendidikan yang bermutu agar dapat mampu menciptakan generasi penerus yang lebih baik.

Islam mentargetkan terbentuknya generasi yang berkualitas, beriman, bertakwa, terampil, berjiwa pemimpin serta menjadi problem solver.

Hanya dalam Islam yang memiliki sistem pendidikan terbaik yang berbasis akidah Islam, terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan dalam membangun peradaban yang mulia. Negarapun memiliki tanggungjawab untuk mewujudkannya, Wallohu a’lam.

Oleh : Deti Umimahira (Pegiat Literasi dari KBB)
Editor Lilis Suryani.

redaksicadas

Recent Posts

Diduga Terminal Cimareme, Ajang Peredaraan Narkoba Jenis Gol. A

KABUPATEN BANDUNG BARAT, - Maraknya peredaran OBT di wilayah Kabupaten Bandung Barat, kini menjadi sorotan…

4 months ago

Kang Haru Dan Aa Dhani Daftar Ke KPU Kota Bandung

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung Jawa Barat, menerima pendaftar pertama pasangan calon Walikota dan…

4 months ago

Ngeri !! Peredaran OBT Gol A, Semakin Membandel di Kota Bandung

Peredaran Narkoba semakin merajalela tersebar di tiap kawasan yang memang banyak orang dikunjungi, baik terminal…

4 months ago

Dugaan PUNGLI PPDB SMAN 2 CIMAHI Tahun 2022, mencapai Rp. 3.3 Milliar

CIMAHI, Geram para Profesi Pendidikan dari Curhatan Orang tua Siswa SMAN 2 Cimahi diduga telah…

5 months ago

Diduga KEBAL HUKUM PT. PLN dan BUMN CINA CGGC Proyek PLTA Upper Cisokan

Dengan kejadian ini menewaskan pekerja asal WNI Sabtu, 22/6/2024 lalu diduga diluar jam kerja masih…

5 months ago

RS. Sartika Asih Diduga Langgar Kode Etik, Ini Yang Akan dilakukan Advokat Hasidah

Kasus dugaan penetapan pasal TPPO yang disangkakan kepada AZ berdasarkan Surat Pengantar Rawat Inap RS.…

7 months ago